Kamis, 21 April 2011

Evolusi diri


Evolusi, perubahan dari waktu ke waktu..
Ya,saya mengalami evolusi itu sendiri, evolusi jiwa yang ada di dalam diri saya.
Ini semua memang dipengaruhi oleh perkembangan saya, karna umur dan berbagai faktor lingkungan yang ada di sekitar saya. Mulai dari fisik saya yang terlihat, sampai kepada cara pola pikir saya terhadap suatu perihal dan pelbagai hal.
                Fisik sudah tentu sangat akan terlihat dan dirasakan jelas evolusinya dari semenjak saya dilahirkan ke bumi ini. Pola pikir saya di saat saya duduk di bangku perkuliahan ini, sangat membuat saya ,menyadari perubahan dalam diri saya. Lingkungan perkuliahan saya yang mendukung nya pembentukan kepribadian mengelola cara pandang menanggapi ataupun menerima sesuatu hal.  
                Saya lebih memikirkan hal yang akan berdampak bukan hanya sebatas sekarang, tapi berpandangan untuk juga memikirkan hal yang akan terjadi ke depannya. Tidak lagi untuk membiasakan diri bersaing dengan adik kandung sendiri, bergantung kepada orang lain terhadap keinginan hati. Ini sangat saya rasakan evolusi pola pikir saya.

Kamis, 14 April 2011

Pelestarian untuk Bumi


‘Berpikir Hemat’ Layaknya Anak Kos-an
(Sedikit kata pendahuluan)Mendengar kalimat untuk melakukan penyelamatan Bumi, mungkin tidak akan asing lagi didengar oleh telinga kita. Sudah hampir begitu banyak lapisan di setiap balik dunia ingin menyeruakkan untuk dilakukan berbagai penerapan ini, itu dan sebagainya. Dan hanya sebagaian persen yang mampu untuk bertindak apa yang ia katakan, itu pendapat saya.
                Kembali kepada tema saya, berpikir hemat layaknya anak kosan. Dari hipotesis saya, hidup kebanyak anak kosan itu, serba harus hemat “hemat bebh”. Segala yang dipergunakan hanya sebatas untuk keperluan pribadi, dan itu harus mikir dua kali, untuk memilih mana yang lebih penting digunakan. Segalanya serba murah dan berkualitas agar tetap terlihat indah, dan bisa melanjutkan studi tujuan mereka, dan biasanya nge-kos ini dengan alasan ingin lebih mandiri dan tinggal jauh dari orang tua.
                Persamaannya dengan kehidupan untuk sebuah tindakan terhadap pelestarian bumi ini adalah tindakan dan sikap pola pikir kita terhadap pemakaian dan penggunaan yang tersedia di bumi ini, paling tepatnya pada lingkungan tempat tinggal kita. hendaknya dikaitan sehingga keduanya yang memberi perumpamaan sama dengan kehidupan seorang anak kos yang hemat. Kita ambil sampel antara keduanya, anak kos dalam pemakaian listrik, tentu hanya menggunakan beberapa alat listrik saja, karna hanya mampu bayar sekeperluan saja. kita samakan dengan kehidupan kita, jangan memikirkankan,”uang saya ada untuk menagih semuanya” tapi hanya saja memposisikan diri bahwa tak mampu membayar tagihan itu, berandailah anda akan membayar untuk bumi ini, membayar dengan hemat penggunaan listrik dirumah untuk mencegah pemansan global, mudah bukan.?
                Lingkungan sekitar kos, tanaman di sekililing kosan itu bagi mereka itu penting, karna akan menambah asri tempat tinggal mereka, biar tetap merasa nyaman, dan semangat beraktivitas di kosan tanpa harus ada orang tua, kita samakan dengan kehidupan kita, bahwa dengan menanam pohon di sekeliling kita saja, itu sudah cukup dapat mengurangi pemansan global, mengurangi pemansan di muka bumi ini. Selanjutnya, membuang sampah pada tempatnya, kalo anak kos tentunya sudah terbiasa untuk membuang sampah pada tempatnya, memisahkan anorganik dengan organic, sehingga lingkungan kos mereka bebas dari kuman penyakit, begitu juga dengan lingkungan anda, jangan hanya terbiasa untuk bergantung pada pembantu, mulailah dari diri sendiri, sehingga akan nampak dampaknya ke pada lingkungan luar kita.
                Saya pernah mendengar untuk pelestarian bumi kita ini dengan pengurangan pemakaian kantong kresek untuk berbelanja, walau agak sedikit mengeluarkan modal sedikit lebih, namun itu bagus dampaknya. Kembali kita analogikan ke anak kos, mereka paling malas untuk menenteng-nenteng blanjaannya dengan banyak plastik, itu sungguh tidak mengenakan mata untuk melihat, dan itu sungguh bikin ribet, jadi pada umumnya anak kosan itu, lebih irit dalam pengguanaan kantong tersebut, mereka pasti akan menggunakan bentuk kantong kresek yang lumayan sedikit lebih menarik dan akan menyatukan barang belanjaan merka jika itu bisa untuk di satukan, sehingga tampak lebih praktis.
                Dan permasalahan penguanaan uang di kehidupan anak kos, tentu tampak lebih hemat bahkan sangat hemat. Namun kita pun dapat mengambil persamaan dengan mereka, kit sepatutnya dengan uang yang kita miliki ini, apa salahnya kita gunakan untuk dana pelestarian bumi kita ini,untuk dana reboisasi, dana untuk fakir miskin di pinggiran kota yang cukup merusak pemandangan, walau dana itu keluar, namun sejatinya anda itu telah berhemat dan menabung untuk kehidupan anda di muka bumi ini untuk beberapa tahun kemudian.hitung-hitung beramal.!!
                Tentu sebaiknya tidak hanya sebuah himbauan untuk anak kecil, semuanya harus dilaksanakan dengan berbagai teknik, metode dan langkah yang sistematis yang dimulai dari hal yang kecil, sesuai kata yang pernah saya dengar. Tidak perlu untuk berkoar-koar kesana kesini, “ayo lakukan, ayo terapkan, ayoo laksanakan”, yaa, semua itu hanya ‘Himbauan’ yang hanya menghabiskan tenaga, waktu yang bermanfaat, dan uang tanpa mementingkan orang yang lebih membutuhkan yang namanya ‘uang’. Mulailah lakukan dari diri sendiri, barulah jika telah mampu untuk diri sendiri, lakukan terhadap orang yang anda anggap sangat dekat dengan anda, lanjutkan jika itu berhasil,lakukan kepada yang lainnya. Dari sebutir padi(diri anda), hingga membukitnya biji padi tersebut, yang sangat bermanfaat untuk orang lain, orang lain, semua yang tinggal di muka bumi ini.
                Jadi menurut saya, langkah yang terbaik yang seharusnya saya lakukan dari hal yang terkecil ini adalah dengan penerapan kehidupan anak kos pada keseharian.